LP CHOLELITHIASIS
( BATU EMPEDU )
Oleh : Ns.Brianz
1.
DEFINISI
a. Batu saluran empedu : adanya batu yang
terdapat pada saluran empedu (Duktus Koledocus ).
b. Batu Empedu(kolelitiasis) : adanya batu
yang terdapat pada kandung empedu.
c. Radang empedu (Kolesistitis) : adanya
radang pada kandung empedu.
d. Radang saluran empedu (Kolangitis) :
adanya radang pada saluran empedu.
2.
ETIOLOGI
Batu
di dalam kandung empedu. Sebagian besar batu tersusun dari pigmen-pigmen empedu
dan kolesterol, selain itu juga tersusun oleh bilirubin, kalsium dan protein.
Macam-macam
batu yang terbentuk antara lain:
a. Batu empedu kolesterol, terjadi karena :
kenaikan sekresi kolesterol dan penurunan produksi empedu.
Faktor lain yang berperan dalam
pembentukan batu:
·
Infeksi
kandung empedu
·
Usia
yang bertambah
·
Obesitas
·
Wanita
·
Kurang
makan sayur
·
Obat-obat
untuk menurunkan kadar serum kolesterol
b. Batu pigmen empedu, ada dua macam:
·
Batu
pigmen hitam : terbentuk di dalam kandung empedu dan disertai hemolisis
kronik/sirosis hati tanpa infeksi
·
Batu
pigmen coklat : bentuk lebih besar , berlapis-lapis,
ditemukan disepanjang saluran empedu, disertai bendungan dan infeksi
c. Batu saluran empedu
Sering
dihubungkan dengan divertikula duodenum didaerah vateri. Ada dugaan bahwa
kelainan anatomi atau pengisian divertikula oleh makanan akan menyebabkan
obstruksi intermiten duktus koledokus dan bendungan ini memudahkan timbulnya
infeksi dan pembentukan batu.
3.
MANIFESTASI
KLINIS
Penderita
batu saluran empedu sering mempunyai gejala-gejala kronis dan akut.
GEJALA AKUT
|
GEJALA KRONIS
|
TANDA :
1. Epigastrium kanan terasa nyeri dan
spasme
2. Usaha inspirasi dalam waktu diraba
pada kwadran kanan atas
3. Kandung empedu membesar dan nyeri
4. Ikterus ringan
|
TANDA:
1. Biasanya tak tampak gambaran pada
abdomen
2. Kadang terdapat nyeri di kwadran kanan
atas
|
GEJALA:
1. Rasa nyeri (kolik empedu) yang
Menetap
2. Mual dan muntah
3. Febris (38,5°°C)
|
GEJALA:
1. Rasa nyeri (kolik empedu), Tempat :
abdomen bagian atas (mid epigastrium), Sifat : terpusat di epigastrium
menyebar ke arah skapula kanan
2. Nausea dan muntah
3. Intoleransi dengan makanan berlemak
4. Flatulensi
5. Eruktasi (bersendawa)
|
4.
PATOFISIOLOGI
Batu
empedu hampir selalu dibentuk dalam kandung empedu dan jarang pada saluran
empedu lainnya.
Faktor
predisposisi yang penting adalah :
·
Perubahan
metabolisme yang disebabkan oleh perubahan susunan empedu
·
Statis
empedu
·
Infeksi
kandung empedu
Perubahan susunan empedu mungkin
merupakan faktor yang paling penting
pada pembentukan batu empedu. Kolesterol yang berlebihan akan mengendap
dalam kandung empedu .
Stasis empedu dalam kandung empedu dapat
mengakibatkan supersaturasi progresif,
perubahan susunan kimia dan pengendapan unsur tersebut. Gangguan kontraksi
kandung empedu dapat menyebabkan stasis. Faktor hormonal khususnya selama
kehamilan dapat dikaitkan dengan perlambatan pengosongan kandung empedu dan
merupakan insiden yang tinggi pada kelompok ini.
Infeksi bakteri dalam saluran empedu dapat memegang peranan
sebagian pada pembentukan batu dengan
meningkatkan deskuamasi seluler dan pembentukan mukus. Mukus meningkatkan
viskositas dan unsur seluler sebagai pusat presipitasi. Infeksi lebih sering
sebagai akibat pembentukan batu empedu dibanding infeksi yang menyebabkan
pembentukan batu.
Perjalanan
Batu
Batu empedu asimtomatik dapat ditemukan
secara kebetulan pada pembentukan foto polos
abdomen dengan maksud lain. Batu baru akan memberikan keluhan bila bermigrasi
ke leher kandung empedu (duktus sistikus) atau ke duktus koledokus. Migrasi
keduktus sistikus akan menyebabkan obstruksi yang dapat menimbulkan iritasi zat
kimia dan infeksi. Tergantung beratnya efek yang timbul, akan memberikan
gambaran klinis kolesistitis akut atau kronik.
Batu yang bermigrasi ke duktus koledokus
dapat lewat ke doudenum atau tetap tinggal diduktus yang dapat menimbulkan ikterus
obstruktif.
Tes
laboratorium :
1. Leukosit : 12.000 - 15.000 /iu (N : 5000
- 10.000 iu).
2. Bilirubin : meningkat ringan, (N : <
0,4 mg/dl).
3. Amilase serum meningkat.( N: 17 - 115
unit/100ml).
4. Protrombin menurun, bila aliran dari
empedu intestin menurun karena obstruksi
sehingga menyebabkan penurunan absorbsi vitamin K.(cara Kapilar : 2 - 6 mnt).
5. USG : menunjukkan adanya bendungan
/hambatan , hal ini karena adanya batu empedu dan distensi saluran empedu ( frekuensi sesuai dengan prosedur
diagnostik)
6. Endoscopic Retrograde choledocho
pancreaticography (ERCP), bertujuan untuk melihat kandung empedu, tiga cabang
saluran empedu melalui ductus duodenum.
7. PTC (perkutaneus transhepatik
cholengiografi): Pemberian cairan kontras untuk menentukan adanya batu dan
cairan pankreas.
8. Cholecystogram (untuk Cholesistitis
kronik) : menunjukkan adanya batu di sistim billiar.
9. CT Scan : menunjukkan gellbalder pada
cysti, dilatasi pada saluran empedu, obstruksi/obstruksi joundice.
10. Foto Abdomen :Gambaran radiopaque
(perkapuran ) galstones, pengapuran pada saluran atau pembesaran pada
gallblader.
6.
PENATALAKSANAAN :
Penatalaksanaan Non Bedah
a.
Indoskopi
b.
Pemberian
agen pelarut kolesterol
c.
Obat-obatan
antibiotik, analgetik, antasida
d.
Diit
rendah lemak
e.
Penatalaksanaan
keseimbangan cairan
f.
Penatalaksanaan
muntah k/p NGT
Penatalaksanaan Bedah
a.
Extra
corpeal shock wave litotripsi lesw
b.
Kolesitosistoli
totomi perkutan
c.
Kolistatomi
d.
Fisioterapi
dan rehabilitasi
e.
Konsultasi
secara teratur
PROSES KEPERAWATAN
A.
Pengkajian
1.
Aktivitas
dan istirahat:
§
Subyektif
: kelemahan
§
Obyektif : kelelahan
2.
Sirkulasi
:
§
Obyektif
: Takikardia, Diaphoresis
3.
Eliminasi
:
§
Subektif
: Perubahan pada warna urine dan feces
§
Obyektif
: Distensi abdomen, teraba massa di abdomen atas/quadran kanan atas, urine
pekat .
4.
Makan
/ minum (cairan)
Subyektif : Anoreksia, Nausea/vomit.
§
Tidak
ada toleransi makanan lunak dan mengandung gas.
§
Regurgitasi
ulang, eruption, flatunasi.
§
Rasa
seperti terbakar pada epigastrik (heart burn).
§
Ada
peristaltik, kembung dan dyspepsia.
Obyektif :
§
Kegemukan.
§
Kehilangan
berat badan (kurus).
5.
Nyeri/
Kenyamanan :
Subyektif :
§
Nyeri
abdomen menjalar ke punggung sampai ke
bahu.
§
Nyeri
apigastrium setelah makan.
§
Nyeri
tiba-tiba dan mencapai puncak setelah 30 menit.
Obyektif :
Cenderung teraba lembut pada
klelitiasis, teraba otot meregang /kaku hal ini dilakukan pada pemeriksaan RUQ
dan menunjukan tanda marfin (+).
6.
Respirasi
:
Obyektif : Pernafasan
panjang, pernafasan pendek, nafas dangkal, rasa tak nyaman.
7.
Keamanan
:
Obyektif : demam menggigil,
Jundice, kulit kering dan pruritus , cenderung perdarahan ( defisiensi Vit K ).
8.
Belajar
mengajar :
Obyektif : Pada keluarga juga pada
kehamilan cenderung mengalami batu kandung empedu. Juga pada riwayat DM dan
gangguan / peradangan pada saluran cerna bagian bawah.
B.
Prioritas Perawatan
a.
Meningkatkan
fungsi pernafasan.
b.
Mencegah
komplikasi.
c.
Memberi
informasi/pengetahuan tentang penyakit, prosedur, prognosa dan pengobatan
C.
Tujuan Asuhan Perawatan :
a.
Ventilasi/oksigenasi
yang adekuat.
b.
Mencegah/mengurangi
komplikasi.
c.
Mengerti
tentang proses penyakit, prosedur pembedahan, prognosis dan pengobatan
D.
Diagnosa Perawatan:
1. Pola nafas tidak efektif sehubungan
dengan nyeri, kerusakan otot, kelemahan/ kelelahan, ditandai dengan :
§
Takipneu
§
Perubahan
pernafasan
§
Penurunan
vital kapasitas.
§
Pernafasan
tambahan
§
Batuk
terus menerus
2. Potensial kekurangan cairan sehubungan
dengan :
§
Kehilangan
cairan dari nasogastrik.
§
Muntah.
§
Pembatasan
intake
§
Gangguan
koagulasi, contoh : protrombon menurun, waktu beku lama.
3. Penurunan integritas kulit/jaringan
sehubungan dengan
§
Pemasanagan
drainase T Tube.
§
Perubahan
metabolisme.
§
Pengaruh
bahan kimia (empedu)
Ditandai
dengan : adanya gangguan kulit.
4. Kurangnya pengetahuan tentang prognosa
dan kebutuhan pengobatan, sehubugan dengan :
§
Menanyakan
kembali tentang imformasi.
§
Mis
Interpretasi informasi.
§
Belum/tidak
kenal dengan sumber imformasi.
Ditandai dengan :
§
Pernyataan
yang salah.
§
Permintaan
terhadap informasi.
§
Tidak
mengikuti instruksi.
DAFTAR
PUSTAKA
1. Soeparman, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid
II, Balai Penerbit FKUI 1990, Jakarta, P: 586-588.
2. Sylvia Anderson Price, Patofisiologi
Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Alih Bahasa AdiDharma, Edisi II.P:
329-330.
3. Marllyn E. Doengoes, Nursing Care Plan,
Fa. Davis Company, Philadelpia, 1993.P: 523-536.
4. D.D.Ignatavicius dan M.V.Bayne, Medical
Surgical Nursing, A Nursing Process Approach, W. B. Saunders Company,
Philadelpia, 1991.
5. Sutrisna Himawan, 1994, Pathologi (kumpulan
kuliah), FKUI, Jakarta 250 - 251.
6. Mackenna & R. Kallander, 1990,
Illustrated Physiologi, fifth edition, Churchill Livingstone, Melborne : 74 -
76.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar